sehat itu mahal

“Biayanya segini, tapi karena bapaknya pake Askes jadi dapat potongan sekian..”

Begitu kira-kira kalimat yang diucapkan petugas Lab. Radiologi RSUD Ulin kepada saya ketika pagi tadi saya menemani ayah untuk melakukan CT Scan. Ini adalah kali kedua ayah saya diminta untuk melakukan CT Scan berkaitan dengan sakit yang dideritanya. Kali pertama beliau melakukan CT Scan adalah 2 minggu yang lalu, dan hasilnya pihak lab menyarankan agar dilakukan CT Scan dengan kontras. Saya sendiri kurang mengerti CT Scan dengan kontras ini maksudnya apa. Namun dari penjelasan yang diberikan dokter CT Scan dengan kontras ini dilakukan karena ada gejala mencurigakan dari CT Scan sebelumnya. Saya hanya berharap hasil CT Scan yang akan saya terima besok hari tidak berupa hal-hal yang menakutkan.

Balik ke soal biaya CT Scan tadi, saya sebagai seorang anak yang bekerja sebagai karyawan swasta merasa sangat bersyukur memiliki ayah yang bekerja sebagai PNS. Seperti sudah kita semua ketahui salah keuntungan dari menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah adanya dana pensiun dan fasilitas Askes. Adanya kartu Askes membuat ayah saya mendapat banyak potongan ketika berobat ke Rumah Sakit, terutama jika terjadi tindakan-tindakan dadakan semacam operasi misalnya.

Saya jadi teringat ketika sedang menunggu hasil CT Scan ayah saya 2 minggu yang lalu. Seorang pasien datang menemui petugas Lab Radiologi atas rujukan dari dokternya. Setelah mendengar maksud dari pasien tersebut petugas itu kemudian langsung menjelaskan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan CT Scan seperti yang disarankan dokter padanya. Biaya yang dikeluarkan mungkin tak besar-besar amat, hanya di saat harus menanggung sakit, lalu beban kita harus ditambah dengan urusan biaya, tidakkah itu akan sangat memberatkan? Tapi yah, seperti yang kita semua tahu, sehat itu mahal, bukan.