baarakallaahu…



“Bagaimana caranya
pian bisa yakin hanya dengan satu kali pertemuan?”
“Yah…saya juga nggak tahu, An. Insya Allah Saya sudah mantap dengan keputusan saya.”

Dialog di atas berlangsung pertengahan Juni yang lalu, sehari menjelang kopdar saya dengan Bang Tami. Waktu itu saya sedang asik nonton DVD You’re Beautiful, dengan Yahoo Messenger yang aktif, dan tiba-tiba dia menyapa saya. Dimulai dengan kalimat standar pembuka, hingga akhirnya kami sampai ke topik yang berujung pada pertanyaan saya di atas.

Saya : Kenapa pulang, Bang?
Bang Tami: Mau ketemu sama calon istri, An.
Saya : Waahhh…Selamat yaa.
Bang Tami: Tadi saya baru saja dari rumahnya
Saya : Trus?
Bang Tami : Insya Allah bulan November nanti acaranya

Pernikahan tanpa dilalui dengan proses pacaran bukanlah hal yang aneh bagi saya. Beberapa paman saya menikah tanpa melalui proses pacaran. Orang tua mencarikan calon istri yang baik bagi mereka, mereka bertamu ke rumahnya, dan kemudian menikah. Tak jauh berbeda seperti proses yang dilalui bang Tami

Mungkin bagi yang sering membaca jurnal beliau, akan tahu cerita ini. Beliau membeli sebentuk cincin, kemudian dikirimkan ke kampung halaman, dengan harapan cincin tersebut akan mengantarkan beliau pada jodohnya. Tak berapa lama, kabar baik pun datang. Seorang gadis bersedia menerima cincin tersebut, lengkap dengan syarat yang diberikan pihak laki-laki padanya.

Setiap kali mengingat cerita ini, entah kenapa saya selalu merasa takjub. Takjub dengan kemantapannya untuk menikah dengan gadis pilihan orang tuanya, dan tentunya takjub pada sang calon istri yang bersedia menerima lamaran hanya dengan melihat selembar biodata. Ketakjuban yang mungkin disebabkan karena saya mendengar langsung ceritanya dari pihak bersangkutan.

Hari Sabtu, 20 November 2010 akad nikah pun dilaksanakan, dilanjutkan dengan walimah pernikahan di keesokan harinya. Saya yang sempat berjanji akan datang ke walimah pernikahan beliau nyatanya hanya bisa gigit jari kemarin. Ternyata tanggal itu bertepatan dengan walimah pernikahan adik sepupu saya di rumah nenek di desa Aluh-aluh. Gagallah rencana saya hadir di acara pernikahan beliau. Mau bersilaturahmi ke rumah beliau juga tak bisa karena ternyata saat ini beliau sedang berada di rumah keluarga istrinya. Akhirnya, saya hanya bisa mengirimkan seuntai doa untuk pasangan yang berbahagia ini.


بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ

“Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengum-pulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.”

NB : gambar pinjam di sini.

52 pemikiran pada “baarakallaahu…

  1. Hebat… Aku nggak abis pikir sama orang yang bisa nikah hanya dengan proses ta’aruf aja. Aku cuma mikir ke depannya, gimana kalo calon suami/istrinya ternyata punya kebiasaan yang nggak pas dan sering bikin bentrok pasangannya? Misalnya aja tidur ngiler, atau suara ngoroknya ngalahin suara gergaji mesin? Pola di Islam membuat ta’aruf itukan buat orang nggak melakukan zinah-zinah kecil model pelak-peluk, ciam-cium saat berkenalan. Apalagi kalo udah penetrasi seksual sebelum menikah, bak test drive sebelum ijab kabul.

  2. sukmakutersenyum said: barakallahu utk dhaimasraniikut bahagia :)mbak ayanapunya, emang kalau jodoh gak akan kemana ya mbak… 🙂

    semoga kita juga segera menemukan si “jari tengah” ya Pril 🙂

  3. Hebat… Aku nggak abis pikir sama orang yang bisa nikah hanya dengan proses ta’aruf aja. Aku cuma mikir ke depannya, gimana kalo calon suami/istrinya ternyata punya kebiasaan yang nggak pas dan sering bikin bentrok pasangannya? Misalnya aja tidur ngiler, atau suara ngoroknya ngalahin suara gergaji mesin? Pola di Islam membuat ta’aruf itukan buat orang nggak melakukan zinah-zinah kecil model pelak-peluk, ciam-cium saat berkenalan. Apalagi kalo udah penetrasi seksual sebelum menikah, bak test drive sebelum ijab kabul.

  4. luqmanhakim said: Hebat… Aku nggak abis pikir sama orang yang bisa nikah hanya dengan proses ta’aruf aja. Aku cuma mikir ke depannya, gimana kalo calon suami/istrinya ternyata punya kebiasaan yang nggak pas dan sering bikin bentrok pasangannya? Misalnya aja tidur ngiler, atau suara ngoroknya ngalahin suara gergaji mesin? Pola di Islam membuat ta’aruf itukan buat orang nggak melakukan zinah-zinah kecil model pelak-peluk, ciam-cium saat berkenalan. Apalagi kalo udah penetrasi seksual sebelum menikah, bak test drive sebelum ijab kabul.

    saya juga masih suka percaya nggak percaya ada yang berani memutuskan nikah sama orang yang baru dikenal beberapa menit. tapi nyatanya emang ada kan? makanya itu jadi takjub Mas ^_^

  5. bundananda said: Bang…adakah lg stok yg kaya pian. Gasan acil Yana wan acil Murci nah…:)*siap2 sembunyi dr cubitan Yana dan Murci..

    semalam hdk dicarikan jar..tapi syaratnya harus mau tinggal di pelosok…hihihi

Tinggalkan Balasan ke saturindu Batalkan balasan