sepulang dari kantor beberapa minggu yang lalu, tanpa sengaja saya menonton sebuah episode dari sebuah reality show. ceritanya ada seorang istri yang mencurigai suaminya. maka dibuntutilah sang suami selama berhari-hari. hingga akhirnya ketika sang suami memasuki sebuah rumah, si istri tak tahan lagi dan langsung saja melabrak sang suami yang tengah berdua dengan seorang wanita di rumah sang wanita. si istri marah-marah sambil nangis-nangis demi melihat kelakuan sang suami. padahal kata sang istri saat ini mereka sedang menantikan ulang tahun pernikahan mereka. mendengar sang istri marah-marah, sang suami berusaha menenangkan dan menjelaskan kebenarannya. ternyata sang suami ingin membeli sebuah rumah sebagai kado ulang tahun pernikahan mereka dan perempuan yang bersamanya saat itu adalah agen perumahan.
terlepas benar tidaknya reality show ini, saya tetap merasa surprise dengan ending yang diberikan. biasanya episode yang saya saksikan melulu tentang perselingkuhan. jarang sekali saya mendapatkan ending yang seperti ini. ending yang secara tersirat memberitahu kita bahwa prasangka itu bisa menyesatkan.
Dan hal itu juga yang terjadi pada saya hari ini. karena terlalu berprasangka lagi-lagi seorang teman saya menjadi korban tuduhan-tuduhan tak beralasan saya. hanya karena tidak membalas sms, saya menuduhnya yang bukan-bukan. mengatakan kalau dia sudah tak peduli pada saya lagi dan berbagai ocehan tak bermutu yang keluar dari mulut saya kalau sedang marah. ah saya memang suka berlebihan kalau sudah main tuduh.
belakangan, ketika teman saya ini menjelaskan kenapa dia terlambat membalas sms, katanya dia sedang sibuk mempersiapkan tes wawancara kerjanya. saya jadi malu sendiri. yah, seharusnya kan saya tidak buru-buru menuduhnya yang bukan-bukan. bisa saja dia lagi sibuk, atau mungkin pulsanya habis, atau seribu alasan lain yang seharusnya saya buat agar tidak berprasangka buruk padanya.
prasangka itu, entah sejak kapan dia sering mampir di hati saya. dari yang bisa saya ingat, beberapa tahun yang lalu saya masih bisa dibilang normal. tak suka berprasangka yang aneh-aneh pada orang. bahkan waktu saya harus menjalani LDL dengan “dia” dulu pun, jarang sekali muncul prasangka buruk di hati saya. dan ternyata karena saking tidak ada prasangka itu saya jadi tak sadar kalau “dia” sudah berpaling dari saya.
saya tidak menyalahkan “dia” atas keputusannya saat itu. saya tahu dia melakukannya karena sudah tidak menemukan cara agar kami bisa tetap bersama. saya hanya menyesalkan kenapa untuk mengakhiri cinta saya padanya dia memilih untuk mengkhianati kepercayaan saya. menorehkan luka yang selamanya akan berbekas di hati saya. karena yang saya tahu pengkhianatan merusak kepercayaan. dan ternyata saya harus mengalaminya sendiri.
mudah berprasangka yang terjadi pada saya, tentunya dia tidak muncul dengan sendirinya kan? pasti ada sebuah pemicu yang membuat saya menjadi begini. ketika saya menanyakan mungkinkah perubahan yang terjadi pada saya adalah akibat dari pengkhiatan itu, dia hanya berkata lewat sms, “biasanya hal buruk membawa dampak perubahan pada sikap kita. perasaan sakit otomatis menciptakan perlawanan.”
ya, mungkin itulah yang terjadi pada saya sekarang. pertahanan diri yang berlebihan membuat saya jadi mudah berprasangka. terutama jika itu sudah berhubungan dengan yang namanya lawan jenis.
tapi tentunya saya tidak akan membiarkan diri saya terjebak dalam dunia prasangka ini. karena bagi saya prasangka itu adalah bara yang jika tertiup angin akan berubah menjadi api yang besar. dan jika saya tidak mau terbakar oleh api yang saya buat sendiri, maka mulai dari sekarang saya harus belajar menghilangkan prasangka buruk dari hati saya.
mudahkah itu? tentunya tidak, tapi tentunya saya harus tetap berusaha…
berprasangaka..haduh susah deh untuk tidak berprasangka buruk..ngaku saya..
lagi susah kalau yg jdi korban mbak. Sampai mabok aku menjelaskan alasanku. Hehehe
pertamax-nya mana nit? heheheiya susah banget buat tidak berprasangka buruk…apalagi untuk saya yang sekarang
Secara prinsip sama halnya dengan saya……Tapi yaaaaaa, bujur memang harus beusaha pang…. π
sepertinya hrs melatih kesbarn untk tdk berburuk sangka mbak
prasangka buruk nggak akan lepas dari hidup kita kog…asal nggak terlalu lebay aja takarannya…yang penting waspada π
wew,jd tulisan tohudah lega kah bu? π
setuju yg ini saja
Aku umpat senyum haja lah Yan…
*reality show kayake banyak yg direkayas sudah….Prasangka…..kalau sudah mucul, sepertinya semua jd terlihat jelek
mnrt sya, utk mengikis prasangka buruk yaitu dgn belajar mengembangkan sikap & berpikir positif…perkara hasilnya tdk spt yg kita duga, itu urusan belakangan…salam!
jujur aku juga gitu, putus sama mantan yg hampir 2 tahun cuma kurang seminggu gara2 waktu itu aku mencurigai dia eh tapi ternyata kecurigaanku itu benerya nggak nyesel2 amat deh udah berprasangka buruk hahahah PLAK*
berprasangaka..haduh susah deh untuk tidak berprasangka buruk..ngaku saya..
lagi susah kalau yg jdi korban mbak. Sampai mabok aku menjelaskan alasanku. Hehehe
pertamax-nya mana nit? heheheiya susah banget buat tidak berprasangka buruk…apalagi untuk saya yang sekarang
Secara prinsip sama halnya dengan saya……Tapi yaaaaaa, bujur memang harus beusaha pang…. π
alasan apa mba arie?
mun ulun usaha berdamai dengan diri sendiri dulu nah….hehehe
sepertinya hrs melatih kesbarn untk tdk berburuk sangka mbak
sepertinya hrs melatih kesbarn untk tdk berburuk sangka mbak
ya macam2. Kadang suami berprasangka buruk, tentang saya yg di rantau. Hm… Sudah di jelaskan masih juga g percaya. Hah… Ampe mabok ngomong.
iya na. aku kalo sudah berburuk sangka bisa ngeluarin kata-kata yang nyakitin hati orang. makanya harus berusaha mengurangi berburuk sangka ini…
sabar ya mba… π
ya harus to mbak,
prasangka buruk nggak akan lepas dari hidup kita kog…asal nggak terlalu lebay aja takarannya…yang penting waspada π
wew,jd tulisan tohudah lega kah bu? π
setuju yg ini saja
Aku umpat senyum haja lah Yan…
@mba arie dan bune : tapi menurut saya prasangka yang saya alami sudah agak berlebihan mba…agak menjurus ke paranoid
lumayan lah bu…hehehe
senyum balik jua nah bunda ae..hehehebisa bahasa banjar jua nih?
*reality show kayake banyak yg direkayas sudah….Prasangka…..kalau sudah mucul, sepertinya semua jd terlihat jelek
Urang Kutai nyata bisa jua bahasa banjar Yana…Hari ni masih kah beprasangka buruk? Meolah uyuh otak bepikir ding ae..
lho ada yang kutai juga kah ? π
iya….mikirnya jadi yang jelek2 mulu…
lah lo..kawan ulun si mursidah kada ky ni bahasanya….hehehehari ini sudah lumayan bersih otaknya…tapi kalo dah temulai beprasangka ya to meulah otak cepat panas…
iya ni da…mba siska ini orang kaltim jua…ayo kenalan dulu π
mnrt sya, utk mengikis prasangka buruk yaitu dgn belajar mengembangkan sikap & berpikir positif…perkara hasilnya tdk spt yg kita duga, itu urusan belakangan…salam!
iya….memang harus selalu berpikir positif…salam kenal ya…
lho, kalau sampai sadar bahwa menjurus paranoid, berarti masih dalam tahap aman dong jeng? Buktinya, dirimu nyadar udah suka berprasangka nggak bener dan lebay terhadap orang yg di sms, lalu sekarang berusaha menetralisir hal2 tersebut biar nggak jadipenyakit hati…menurut aku itu bagus, berarti masih ada kontrol diri…Bayangin orang lebay yang cemburu abis nggak kira2, sampai bayangannya berlebihan tentang yang dicurigai, dan dia nggak nyadar walaupun udah diingetin sama orang2 sekitar dia… itu baru namanya sakit ;)mudah2an kita semua enggak sampai mengalami itu ya…. *hugs* tetap semangat yaaaaa
wah iya benar juga ya…..makasih masukannya ya mba ^_^
jujur aku juga gitu, putus sama mantan yg hampir 2 tahun cuma kurang seminggu gara2 waktu itu aku mencurigai dia eh tapi ternyata kecurigaanku itu benerya nggak nyesel2 amat deh udah berprasangka buruk hahahah PLAK*
hahahaha…iya emang kadang firasat cewek itu lebih kuat π