haruskah menjadi PNS

kemarin, di sela-sela pembicaraan saya dengan seorang teman kuliah, tiba-tiba dia bercerita tentang hasil “survey”nya kepada oran tua pihak perempuan. katakanlah survey “menantu seperti apa yang anda inginkan?” dan ternyata jawaban dari beberapa orang tua pihak perempuan itu adalah, “ya kalo bisa PNS.” jawaban yang membuat teman saya itu merasa miris sekaligus membuat dia merasa perlu mengkaji ulang cita-citanya. apakah harus mati-matian jadi PNS untuk mendapatkan hati wanita yang diinginkan atau tetap dengan cita-cita semula menjadi pengusaha?

Pegawai Negeri Sipil. Yah, untuk daerah saya profesi ini masih menjadi favorit orang-orang. Lihat saja bagaimana orang berbondong-bondong mengikuti seleksi penerimaan CPNS, baik itu yang bersifat lokal ataupun bersifat nasional. Jika ditanya alasan kenapa begitu ngotot untuk jadi PNS, mungkin alasannya akan sama. Pekerjaan tetap seumur hidup, dan adanya jaminan hidup di hari tua. Bukan alasan yang salah kan? secara sekarang ini yang namanya nyari kerja itu sangatlah sulit. Dan kenyataannya memang dengan menjadi PNS rata-rata orang akan sedikit lebih tenang dalam menatap masa depannya. dan syukuran adalah acara wajib yang diadakan jika seseorang berhasil menembus seleksi CPNS.

lalu, bagaimana dengan saya sendiri? bagaimana pandangan saya terhadap PNS ini?
jujur, sampai saat ini entah sudah berapa kali saya mengikuti tes PNS dan tentunya berkali-kali juga gagal. Alasannya? yah kira-kira sama dengan yang saya tulis di atas.
meskipun demikian, saya tidak segitu terobsesinya untuk harus lulus menjadi PNS. meskipun saya sendiri dibesarkan dengan gaji PNS. dan selama beberapa tahun terakhir pikiran saya juga sudah sedikit berubah mengenai profesi abdi negara ini.

ya, setelah hampir 3 tahun bekerja sebagai pegawai swasta yang juga hampir selalu berhubungan dengan instansi pemerintahan, sedikit banyak saya jadi tahu bagaimana profesi seorang PNS yang sebenarnya. bagaimana mereka bekerja, dan bagaimana cara berurusan dengan mereka. kesimpulannya, PNS adalah profesi yang sarat resiko. kenapa saya sebut resiko? karena memang demikian adanya. dan mungkin hal itulah yang membuat saya tidak terlalu terobsesi untuk menjadi PNS. kecuali jika saya bisa menjamin pada diri saya sendiri untuk menjadi seorang abdi negara yang baik.

Lalu kalau menjadi PNS adalah syarat untuk menantu? bagaimana jadinya?

for my little brother..

for my little brother..
tak terasa kini kau sudah mulai besar
tak lagi disebut sebagai anak-anak
mulai memasuki kehidupan sebagai remaja

for my little brother..
tak terasa kini kau sudah mulai besar
tinggimu sudah melebihi kakak-kakakmu
sudah mulai pandai bergaya
sudah mulai menyanyikan lagu anak band
walaupun masih suka nonton spongebob

for my little brother..
doa kami selalu bersamamu
semoga kelak kau menjadi anak yang berbakti
tidak salah memilih teman
dan membahagiakan orang tuamu

The Great Queen Seon Deok

Di Indosiar, drama korea ini udah hampir tamat. Dan kemarin, saya malah baru membeli DVD bajakannya. 62 episode yang dikompres menjadi 3 DVD. bener-bener deh. sakit mata saya ngeliat gambarnya yang pecah-pecah. Belum lagi nama-nama pemainnya yang berubah menjadi nama Mandarin. Yu Shin menjadi Geng Xin, Cheong Myeong menjadi Tian Ming. jadi bingung sendiri.

The Great Queen Seon Deok, bercerita tentang perjalanan seorang Ratu di kerajaan Korea. Terlahir sebagai saudara kembar, Deok Man harus menerima nasib menjadi putri yang terbuang. karena ada ramalan kuno di kerajaan Shila yang mengatakan kalau raja mendapat anak kembar, maka tidak akan lahir anak laki-laki lagi.

Untuk tokoh antagonisnya, ada Mi Shil, pemegang stempel kerajaan yang begitu berambisi untuk mengusai Shila. Dengan kepintaran dan pengaruhnya, Mi Shil berhasil mengumpulkan sebuah kekuatan yang bertujuan untuk merebut kekuasaan raja.

Seiring perjalanan waktu, Deok Man yang terasing akhirnya bertemu dengan kakaknya, Cheong Myeong dan tentunya dengan Mi Shil. Setelah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, dan harus kehilangan sang kakak, Deok Man memutuskan untuk meneruskan cita-cita Kakeknya, yakni menggabungkan 3 negara menjadi 1 di bawah kekuasaan Shila.

Berhubung baru nonton 22 episode…sampai di sini dulu ceritanya. malam ini mau nonton maraton lagi kayaknya

rumah mungil di pinggiran kota

rumah kecil di pinggiran kota
di dalamnya tinggal sebuah keluarga
dindingnya bertempel celoteh keceriaan
lantainya beralas langkah-langkah pembelajaran

rumah kecil di pinggiran kota
dengan kamar-kamar kecil di dalamnya
ada dapur mungil untuk ibu memasak
ada ruang kerja di sudut untuk ayah
dan ada ruang tengah
sumber tawa dan canda itu datang

rumah kecil di pinggiran kota
di dalamnya penuh dengan cinta
cinta ayah untuk menghidupi keluarganya
cinta ibu untuk menjaga anak-anaknya
cinta anak untuk membahagiakan orang tuanya

Confession of a Shopaholic

Salah satu novel chicklit favorit saya adalah seri shopaholic-nya Sophie Kinsella.Bagi para pembaca chicklit tentu tidak asing dengan kisah Rebecca Bloomwood kecanduannya terhadap belanja.

Awal mula saya mengenal Becky adalah di perpustakaan daerah di Banjarbaru, kota saya menghabiskan masa kuliah beberapa tahun yang lalu. Waktu itu saya menemukannya di antara beberapa buku yang lain. Waktu itu yang kudapatkan adalah seri ke-3nya yang berjudul Shopaholic Ties the Knot. Karena tidak mengetahui kalau novel chicklit yang saya baca berseri, maka tentu saja saya agak bingung waktu membaca novel ini. tapi karena udah terlanjur pinjam, ya mau tidak mau dilanjutkan membacanya.

Jujur saja sewaktu membaca rangkaian cerita di novel Shopaholic Ties the Knot saya sebel luar biasa dengan kepribadian Becky. Kebiasaannya yang belanja gila-gilaan. Belum lagi sifat plin-plannya yang kadang menyulitkan dia. Masa saking plin-plannya dia terima usul mama tiri Luke buat nikah di Amerika sementara dia sendiri sudah setuju buat nikah di negara kelahirannya, Inggris. Tapi, entah kenapa kesebelan saya sirna setelah selesai membaca novel ini. Yang ada saya jadi penasaran untuk mencari seri-seri sebelumnya dan tentunya menuntaskan keseluruhan seri Shopaholic. dan akhirnya jangan salahkan saya jika akhirnya ikut-ikutan jatuh cinta pada Becky. Seperti jutaan pembaca lainnya. Sungguh saya tak menyangka si gila belanja dengan sifatnya yang plin plan bisa membuat saya jatuh cinta.

Lalu ketika akhirnya Confession of a Shopaholic dipindahkan ke film. Dengan semangat membara saya berburu DVD bajakannya. Tapi apa daya. Sama seperti nasib PS. I Love You. Saya kecewa dengan filmnya. Walaupun tidak separah PS. I Love You yang menurut saya antara novel dan film sangat jauh berbeda, tetap saja saya tidak bisa mengatakan Confession of a Shopaholic adalah film yang bagus. Dari manakah kekecewaan saya berasal?

Pertama, setting kota yang ternyata di New York, bukan di Inggris. Padahal jelas dalam novel Confession of a Shopaholic Becky masih tinggal di Inggris.

Lalu, karena settingnya sudah bukan di Inggris lagi otomatis beberapa bagian favorit saya di novel menghilang. Sebut saja adegan saat Becky berebut pakaian dengan salah satu pembeli tempat dia bekerja sampingan, atau adegan saat Becky memasak masakan India yang super pedas itu. Dan karena sudah kecewa duluan, akhirnya saya tidak menyelesaikan film ini.

Lalu, bagaimana dengan novelnya sendiri? Seperti yang saya tulis di atas. Confession of a Shopaholic adalah chicklit favorit saya. Bahkan di antara serinya sendiri. Mungkin karena saya bukan penggila belanja, maka saya kadang terkagum-kagum dengan pemikiran Becky yang ajaib kalau soal belanja. Dan lebihnya lagi, dia bisa mendapatkan pria seperti Luke Brandon yang bisa menerima dirinya apa adanya. Luke yang kaku dan Becky yang hangat. Benar-benar pasangan yang saling melengkapi.